Semua orang yakin bahwa guru memiliki
andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru
sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena tidak semua orang
tua memiliki kemampuan baik dari segi pengalaman, pengetahuan maupun
ketersediaan waktu. Dalam kondisi yang demikian orang tua menyerahkan anaknya
kepada guru di sekolah dengan harapan agar anaknya dapat berkembang secara
optimal.
Minat, bakat, kemampuan, dan
potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara
optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini, guru perlu memperhatikan peserta
didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang lain
memiliki perbedaan yang sangat mendasar.
Guru, dalam proses pembelajaran,
memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya
kemajuan sains dan teknologi, peran guru akan tetap
diperlukan.
Untuk memenuhi tuntutan di atas, maka
guru harus mampu memaknai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai
ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
Menurut Mulyasa, guru harus memacu diri
dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta
didik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dan menyenangkan,
dengan memposisikan diri sebagai berikut :
1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta
didiknya,
2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi
peserta didik,
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan
melayani peserta didik sesuai minat, dan guru sebagai model,
4. Kemampuan dan bakatnya,
5. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk
dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran
pemecahannya,
6. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung
jawab,
7. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan
(silaturrahmi) dengan orang lain secara wajar,
8. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antara
peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.
9. Mengembangkan kreativitas,
10.
Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Untuk memenuhi tuntutan di atas, maka
guru harus mampu memaknai dan menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan
kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Untuk kepentingan
tersebut, dengan memperhatikan kajian Pullias dan Young, Manan, serta Yelon and
Wenstein, dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, antara lain :
1. Guru sebagai pendidik
2. Guru sebagai pengajar
3. Guru sebagai pembimbing
4. Guru sebagai pelatih
5. Guru sebagai penasehat
6. Guru sebagai pembaru (innovator)
7. Guru sebagai model (uswah)
8. Guru sebagai pribadi
9. Guru sebagai peneliti
10.
Guru sebagai pendorong kreativitas
11.
Guru sebagai pembangkit pandangan
12.
Guru sebagai pekerjaan rutin
13.
Guru sebagai “pemindah kemah”
14.
Guru sebagai pembawa cerita
15.
Guru sebagai aktor
16.
Guru sebagai emansipator
17.
Guru sebagai evaluator
18.
Guru sebagai pengawet
19.
Guru sebagai kulminator
Demikianlah sejumlah hal yang
harus diperankan guru dalam menunaikan tugas yang diamanahkan
oleh orang tua peserta didik.
Muhammad bin Ibrahim al-Hamd dalam Ahmad
Syaihu, dkk. mengemukakan sejumlah tugas-tugas setiap pendidik yang meliputi :
1. Mengingatkan keutamaan ilmu dan pengajaran
2. Merasa memiliki tanggung jawab
3. Senantiasa bertakwa
4. Akrab dengan al-Quran dan membacanya dengan perenungan
(tadabbur), dan kontemplasi (ta’aqqul)
5. Senantiasa berzikir
6. Senantiasa berdoa agar ilmunya bertambah dan
bermanfaat
7. Keikhlasan
8. Keteladanan
9. Amanah ilmiah
10.
Menghormati ulama, menjauhi
tempat-tempat yang meragukan
11.
Saling tolong menolong dalam kebajikan
dan takwa
12.
Berkeinginan keras untuk menyatukan visi
dan memperbaiki kualitas diri
13.
Akhlak yang baik
14.
Tawadhu
15.
Kedermawanan, menjauhi sifat dengki
16.
Sederhana dalam berpakaian
17.
Sederhana dalam bercanda
18.
Introspeksi diri
19.
Lapang dada dan tabah hati
20.
Memelihara waktu
21.
Baik dalam ucapan
22.
Mendengarkan orang yang berbicara dan
menyimak orang yang bertanya
23.
Melatih anak didik tentang cara-cara
berbicara dan beradab
24.
Lancar dalam pembicaraan dan sedang
dalam berbicara, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lemah.
Kerjakanlah apa yang anda dapat kerjakan
sekarang. Allah berfirman :
“apabila kamu selesai mengerjakan suatu
urusan maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lainnya”. (QS. Al-Insyirah (94):7)
Post a Comment